Oleh: Edie Haryoto, PH&H, Public Policy Interest Group
Dalam hal jumlah test yang telah dilakukan sebenarnya Indonesia sudah terbanyak di Asean, namun apabila jumlah test dibagi dengan jumlah penduduknya (sample per million population) maka posisi Indonesia menjadi yang terendah di dalam melakukan test. Sementara itu dari jumlah sample di Indonesia tersebut sepertiganya dilakukan di DKI Jakarta.
Statistik November-Desember 2020 menunjukkan bahwa positif Covid-19 sekitar 10 – 12 persen dari spesimen yang diambil, (spesimen tidak memperhitungkan adanya orang yang beberapa kali diambil spesimennya). Dengan demikian apabila spesimen per satu juta penduduk seluruh Indonesia sama dengan DKI Jakarta maka jumlah orang yang terinfeksi di Indonesia kurang lebih tujuh kali jumlah saat ini sebagaimana akan disampaikan pada uraian di bawah ini.
Sebaiknya pemerintah mengaji ulang kebijakan yang telah diambil dengan mempelajari apa yang telah dilakukan negara lainnya khusunya Negara Asean serta menambah satu lapis lagi strategi pengendalian Covid-19 dengan Swiss Cheese sebagaimana telah dilakukan selama ini, dengan lapis strategi vaksinasi yag tepat
A. PERBANDINGAN DATA UTAMA COVID-19 DI ASEAN DENGAN INDONESIA DAN DKI JAKARTA
Berikut ini Grafik perkembangan pandemi Covid-19 beberapa Negara Asean (Sumber: Worldometer)
Dari Grafik tersebut terlihat kecuali Filipina, negara-negara Asean masih terus mengalami peningkatan jumlah penduduk yang terinfeksi Covid-19. Dan jumlah penduduk yang terinfeksi tersebut Indonesia yang tertinggi baik jumlah kumulatifnya maupun kasus hariannya
Sedangkan dari Tabel angka-angka statistik utama atas pandemi ini disampaikan pada Tabel di bawah ini untuk Indonesia dan Negara-negara Asean serta ditambah perbandingannya dengan DKI Jakarta
Tabel Posisi pada Tanggal 15 Desember 2020 (Sumber data: Worldometerdiolah)
Dari Tabel tersebut di atas, dapat dibaca sebagai berikut:
1. KasusterinfeksiCovidantara Indonesia, Filipina dan DKI Jakartatergantungjumlah sample/spesimen yang diperiksa
a. Kasus terinfeksi Covid terbanyak di Indonesia akan tetapi jika dibagi dengan jumlah penduduk (cases/million) maka Filipina yang terbanyak 4.099 dibanding 2.290 per satu juta penduduk). Namun demikian jumlah sample yang di test di Filipina 57.605 per juta penduduk yang berarti 2.4 kali Indonesia (23.596), sehingga hampir dapat dipastikan jika sample di Indonesia dikalikan 2.4 kali maka jumlah kasus per juta penduduknya akan lebih banyak dibanding Filipina
b. Dan apabila menggunakan angka DKI Jakarta sebagai patokan, dengan sample 173.830 per juta penduduk atau 7.3 kali Indonesia keseluruhan (23.596), dengan perolehan angka kasus DKI Jakarta sebanyak 14.572 atau 6.3 kali Indonesia (2.290) maka jika kasus di Indonesia disamakan dengan DKI Jakarta maka kasus positif terinfeksi Covid 19 Indonesia sebenarnya sudah mencapai 3.9 juta orang (629.429 kali 6.3). Namun demikian dengan memperhitungkan bahwa terutama di luar Pulau Jawa yang penduduknya lebih jarang dan tingkat kepadatan penduduk DKI Jakarta yang lebih tinggi maka kemungkinan besar angkanya perlu dikoreksi menjadi tidak setinggi itu. Diperlukan perhitungan yang lebih teliti dengan mempertimbangkan hal tersebut, namun tidak menepis kemungkinan bahwa sesungguhnya angka positif Covid 19 di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding dengan yang sudah “ditemukan” dari test. Dengan angka 3.9 juta orang tersebut Indonesia sudah menduduki ranking 4 terbanyak di dunia di bawah AS, India dan Brazilia. Dari empat negara tersebut memang yang berpenduduk terpadat di dunia. Hanya China yang dengan jumlah penduduk terbesar (1,4 miliar) namun angka penduduk yang terinfeksi Covidnya hanya 86.806 orang. Padahal justru dari Wuhan, China pandemi Covid-19 ini dimulai
c. Diantara Negara Asean sebenarnya kemampuan Indonesia untuk memeriksa sample/spesimen adalah yang tertinggi, namun demikian karena jumlah penduduknya yang besar, maka jumlah sample per juta penduduk menjadi terkecil dan hanya lebih banyak dibanding Vietnam
2. Jumlah kematian Covid di Indonesia terbanyak di Asean, dan angka di DKI Jakarta jauh lebih banyak dibanding Indonesia.
Per tanggal 15 Desember 2020 tersebut jumlah yang tercatat meninggal karena Covid-19 di Indonesia sudah 19.111 orang. Dan itu berarti yang meninggal 70 orang per satu juta penduduk, di bawah Filipina 80 orang, namun jauh lebih tinggi dibanding Negara Asean lainnya; Malaysia 13, Thailand 0.9, Singapura 5, Vienam 0.4 dan Myanmar 42. Dan ternyata DKI Jakarta jauh lebih tinggi dengan angka kematian 272 per satu juta penduduk. Jumlah kematian ini tidak tergantung pada jumlah spesimen yang diambil, dengan demikian angka kematian di Indonesia memang tinggi dan di DKI Jakarta jauh lebih tinggi
3. Jumlah penderita Covid-19 yang sembuh Indonesia terendah dan DKI Jakarta lebih baik
Angka kesembuhan dibanding jumlah kasus yang terjadi, Indonesia paling buruk (82.08 persen) hanya sedikit lebih baik dibanding Myanmar (80.80 persen) dan DKI Jakarta jauh lebih baik (90.39 persen)
B.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan data perbandingan antara Indonesia dengan Negara Asean lainnya serta dengan DKI Jakarta maka dapat diambil kesimpulan serta rekomendasi Langkah yang perlu diambil sebagai berikut:
- Walaupun Indonesia sudah cukup banyak melakukan test, namun karena jumlah penduduknya yang besar maka diperlukan penambahan jumlah test, setidaknya enam kali lipat dari jumlah yang sekarang. Hal ini sudah pasti akan meningkatkan kasus positif terinfeksi Covid-19 dan dengan rasio jumlah sample per satu juta penduduk disamakan dengan DKI Jakarta saja maka jumlahnya akan mendekati enam kali lipat dari jumlah sekarang. Walaupun angka memburuk namun sebaiknya hal tersebut tetap dilakukan, karena identifikasi kasus positif agar penderita dapat disolasi dan dirawat adalah tetap merupakan salah satu lapis strategi terbaik untuk pengendalian Covid 19
- Perlu penelitian lebih lanjut mengapa rasio angka kematian karena Covid-19 di Indonesia paling tinggi di Asean dan untuk Indonesia justru DKI Jakarta jauh lebih tinggi. Penelitian lebih lanjut antara lain pada: jumlah penderita yang tidak dirawat di RS cukup besar dan terlambat dibawa ke RS atau karena kapasitas RS yang kurang, obat-obatan yang kurang efektif, penanganan pasien Covid-19 yang perlu ditingkatkan dan sebagainya. Kasus di DKI Jakarta dibanding propinsi lain perlu dipelajari dengan cermat penyebabnya
Sebaliknya untuk angka kesembuhan dibanding jumlah orang yang terinfeksi justru DKI Jakarta lebih baik debannding rata-rata nasional yang menempati posisi paling buruk di Asean. Sehingga perlu dipelajari apa yang dilakukan DKI Jakarta - Angka sembuh di DKI Jakarta jauh lebih baik dibanding rata-rata nasional, dan sebaliknya angka kematian di DKI Jakarta justru jauh lebih buruk dibanding rata-rata nasional. Dalam angka ini perbedaan jemlah spesimen per satu juta penduduk tidak terlalu berpengaruh. Oleh karenanya perlu diteliti lebih lanjut mengapa terjadi demikian? Karena kalau disebabkan orang yang positif Covid-19 terlambat masuk RS maka angka kesembuhan di DKI Jakarta semestinya juga tidak lebih baik dibanding angka nasional. Sementara angka kesembuhan yang tinggi di DKI Jakarta perlu dipelajari lebih jauh sehingga dapat ditiru oleh propinsi lain di Indonesia